
ASESMEN AWAL MEDIS
Asesmen merupakan proses efektif untuk menghasilkan keputusan tentang pengobatan pasien yang harus segera dilakukan dan kebutuhan pengobatan lanjut untuk emergensi, efektif atau pelayanan terencana, bahkan ketika kondisi pasien berubah. Proses asesmen pasien adalah proses yang terus menerus dan digunakan pada sebagian besar unit kerja rawat inap dan rawat jalan. Faktor terpenting adalah bahwa asesmen lengkap dan tersedia bagi mereka yang merawat pasien. Hasil utama asesmen awal pasien adalah untuk memahami kebutuhan pelayanan medis dan pelayanan keperawatan sehingga pelayanan dan pengobatan dapat dimulai.
1
|
Nama Indikator
|
Kelengkapan pelaksanaan pengisian asesmen awal medis pasien baru dalam waktu 1x24 jam sesudah masuk rumah sakit
|
2
|
Program
|
Keselamatan Pasien (Patient Safety)
|
|
Alasan Pemilihan Indikator
|
Pengkajian awal medis pada pasien baru rawat inap selesai dalam 24 jam sejak pasien masuk rawat inap adalah sangat penting untuk menentukan rencana pelayanan yang sesuai kebutuhan terhadap pasien sehingga penatalaksanaan pasien menjadi lebih tepat, meningkatkan kepuasaan pelanggan, meningkatkan efektifitas dan efisiensi lama hari rawat pasien, serta kemungkinan komplikasi / risiko klinis lainnya dapat diantisipasi lebih dini.
|
|
|
High Risk High Volume Problem Prone
High Cost
|
3
|
Tujuan
|
Meningkatkan kepatuhan pengisian pengkajian awal medis secara lengkap dalam waktu 24 jam sejak pasien dirawat
|
4
|
Dasar Pemikiran / Literatur
|
Kepmenkes RS No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
|
5
|
Definisi
|
Pengkajian awal adalah pengisian status pasien dalam waktu 24 jam sejak pasien dirawat oleh dokter
Pengkajian awal medis yang lengkap adalah pengisian data pasien yang terdiri dari : keluhan utama, pemeriksaan fisik, status generalis dan lokalis, pemeriksaan penunjang, diagnose dan terapi.
Pasien baru adalah pasien yang baru masuk rawat inap di rumah sakit
|
8
|
Tipe Indikator
Struktur Proses Out Come Proses dan Out Come
|
9
|
Jenis Indikator
Rate Based Waktu Presentase Lainnya :
|
10
|
Numerator
|
Form pengkajian awal medis yang diisi lengkap dalam waktu 24 jam
|
11
|
Denominator
|
Jumlah seluruh pasien baru rawat inap
|
12
|
Cara Pengukuran / Formula
|
Form pengkajian awal medis yang diisi lengkap dalam waktu 24 jam dibagi jumlah seluruh pasien baru rawat inap
|
13
|
Standart Pengukuran / Target Pengukuran Indikator dan/atau ambang batas
|
100%
|
14
|
Sumber Data
Medical Record Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan
Catatan Data Lainnya :
Laporan Kepuasan Pasien
|
15
|
Metodologi Pengumpulan Data : (pilih salah satu)
Retrospektif Concurrent
|
16
|
Pengumpul Data
|
Kepala rawat inap
|
17
|
Periode analisa data
Triwulan Semester Lainnya :bulanan
|

ANALISA
Analisa kelengkapan pengisian asesmen awal medis pada bulan Agustus masih dibawah standar 86,3%. Meskipun demikian angka tersebut dibulan berikutnya terus meningkat. Pada bulan Oktober angka tersebut meningkat menjadi 90,3%. Sosialisasi yang terus menerus tentu berpengaruh terhadap kedisiplinan DPJP dalam melengkapi asesmen pasien. Tentunya upaya-upaya perbaikan dilakukan secara kesinambungan sehingga pada bulan berikutnya angka pelaporan terus meningkat mencapai standar.
KEPUASAN PELANGGAN
Di era globalisasi ini yang menjadi indikator keberhasilan pelayanan kesehatan dirumah sakit adalah kepuasan pasien. Untuk pencapaian kepuasan pasien tentu saja dengan melakukan upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dengan kata lain petugas dan institusi memberikan pelayanan yang baik, efektif, dan efesien. Di samping itu pelayanan kesehatan harus memperhatikan pedoman hak dan kewajiban pasien, dokter/perawat dan institusi kesehatan yang telah ditetapkan dengan UU RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, maka diperlukan sistem (standar pelayanan), prosedur kerja yang baku dan peraturan-peraturan Rumah Sakit yang mendukung hak dan kewajibannya.
1
|
Nama Indikator
|
Angka Kepuasan Pelanggan
|
2
|
Program
|
Peningkatan Mutu pelayanan RS
|
|
Alasan Pemilihan Indikator
|
Kepuasan pelanggan menggambarkan kualitas pelayanan yang diberikan. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang dan persepsi pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan jasa.
High Risk High Volume
Problem Prone High Cost
|
3
|
Tujuan
|
Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan berdasarkan elemen-elemen tingkat kepuasan pelanggan yang ditetapkan
|
4
|
Dasar Pemikiran / Literatur
|
Kepmenkes RS No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
|
5
|
Definisi
|
Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau penerimaan dengan baik dari pasien terhadap semua layanan Rumah Sakit.
Pelanggan yang dimaksud adalah pasien dewasa yang telah dirawat inap minimal 3 hari tanpa diet khusus dan pulang hidup.
Penialaian tingkat kepuasan pasien di RS Airlangga ditetapkan sebagai berikut :
≥ 90% : sangat Bagus
70 – 89% : Bagus
50 – 69% : rata-rata
30 – 49% : perlu perbaikan
≤ 30% : tidak memuaskan
|
6
|
Kriteria
|
|
- Inklusi
|
Telah dirawat inap minimal 3 hari, tanpa diet khusus, pulang hidup, bila pasien anak-anak maka yang menjadi sampel adalah keluarganya.
|
- Eksklusi
|
Pasien dengan gangguan jiwa, pulang meninggal
|
7
|
Tipe Indikator
Struktur Proses Out Come Proses dan Out Come
|
8
|
Jenis Indikator
Rate Based Waktu Presentase Lainnya :
|
9
|
Numerator
|
Jumlah pasien yang menyatakan puas terhadap pelayanan rumah sakit dalam satu bulan
|
10
|
Denominator
|
Jumlah seluruh pasien yang disurvey dalam bulan yang sama
|
11
|
Cara Pengukuran / Formula
|
Jumlah pasien yang menyatakan puas terhadap pelayanan rumah sakit dalam satu bulan dibagi jumlah seluruh pasien yang disurvey dalam bulan yang sama X 100%
|
12
|
Standart Pengukuran / Target Pengukuran Indikator dan/atau ambang batas
|
≥ 90%
|
13
|
Sumber Data
Medical Record Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan:
Catatan Data Lainnya :lembar survey kepuasan
Laporan Kepuasan Pasien
|
14
|
Target Sampel dan Ukuran Sampel (n):
Wilayah Pengamatan :
|
20% dari jumlah pasien
RS Airlangga
|
15
|
Metodologi Pengumpulan Data : (pilih salah satu)
Retrospektif Concurrent
|
16
|
Pengumpul Data/PIC
|
FO dan MOD (manager On Duty)
|
17
|
Periode analisa data
Triwulan Semester Lainnya :bulanan
|

ANALISA
Kepuasan merupakan perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan antar kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. Dan kepuasan pasien/keluarga pasien menjadi salah satu indikator mutu pelayanan dalam bidang layanan kesehatan . Secara garis besar dari hasil survey kepuasan pelanggan, pasien maupun keluarga merasa puas dengan layanan di RS Airlangga. Prosentase Kepuasan yang cenderung meningkat dari bulan Agustus 92,5%, pada bulan September mengalami kenaikan menjadi 97,6%. Sedangkan pada bulan Oktober mengalami penurunan namun masih di atas standar 94,5%. Untuk itu kami terus melakukan perbaikan untuk terus mempertahankan dan meningkatkan kepuasan pelanggan RS airlangga.
Setiap keluhan pasien langsung ditangani dalam waktu paling lambat 2x24 jam. Untuk memenuhi kebutuhan pasien, saat ini sudah tersedia petugas MOD (Manager On Duty) untuk menangani complain pelanggan secara langsung dan keluhan dibahas dalam laporan MOD untuk perbaikan pelayanan.
SASARAN KESELAMATAN PASIEN :
PELAKSANAAN PROSEDUR SITE MARKING PADA PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN TINDAKAN OPERASI
Site marking sangat penting untuk mencegah kejadian salah pasien, salah sisi operasi dan salah prosedur. Kejadian adverse event atau komplikasi pasien yang mengalami operasi dapat dikurangi dengan menerapkan Surgical Safety Checklist dari WHO yang berisi Sign In, Time Out, dan Sign Out.
1
|
Nama Indikator
|
Kepatuhan pelaksanaan prosedur site marking pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi
|
2
|
Program
|
Kepastian tepat pasien,tepat prosedur dan tepat pasien SKP 4
|
|
Alasan Pemilihan Indikator
|
Surgical site marking yang tepat dan benar akan :
- Meminimalkan risiko insiden salah tempat operasi
- Meminimalkan risiko insiden prosedur yang salah yang dilakukan
- Menginformasikan dan membimbing ahli bedah untuk melaksanakan operasi dengan tepat dan benar sesuai rencana
|
|
|
High Risk High Volume Problem Prone High Cost
|
4
|
Tujuan
|
Tergambarnya kepedulian dan ketelitian operator bedah terhadap keselamatan pasien sebelum tindakan operasi
|
5
|
Dasar Pemikiran / Literatur
|
Sesuai dengan SKP JCI 2012
|
6
|
Definisi
|
Site marking yang dimaksud adalah tindakan pemberian tanda identifikasi khusus untuk penandaan sisi kanan atau kiri pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dengan prosedur yang teapat dan benar. Prosedur sebagai berikut : → tanpa tanda tangan pada sisi lokasi operasi dalam penandaan.
Criteria : sesuai kriteria WHO
|
7
|
Kriteria
|
|
|
- Inklusi
|
Kasus organ yang multiple
|
|
- Eksklusi
|
Kasus organ tunggal
|
8
|
Tipe Indikator
Struktur Proses Out Come Proses dan Out Come
|
9
|
Jenis Indikator
Rate Based Waktu Presentase Lainnya :
|
10
|
Numerator
|
Jumlah pasien yang dilakukan tindakan prosedur site marking dengan tepat dan benar per bulan
|
11
|
Denominator
|
Jumlah seluruh tindakan operasi Multiple organ per bulan
|
12
|
Cara Pengukuran / Formula
|
Jumlah pasien yang dilakukan tindakan prosedur site marking dengan tepat dan benar perbulan ÷ jumlah seluruh tindakan operasi per bulan dikalikan 100%
|
13
|
Standart Pengukuran / Target Pengukuran Indikator dan/atau ambang batas
|
100%
|
14
|
Sumber Data
Medical Record Sistem Pelaporan, mohon dijelaskan :
Catatan Data Lainnya :
Laporan Kepuasan Pasien
|
15
|
Target Sampel dan Ukuran Sampel (n):
Wilayah Pengamatan :
|
Total samlpling
Kamar Bedah
|
16
|
Metodologi Pengumpulan Data : (pilih salah satu)
Retrospektif Concurrent
|
17
|
Pengumpul Data
|
Koordinator OK
|
19
|
Periode waktu pelaporan :
Bulanan 6Bulanan Triwulan Lainnya :
|
20
|
Periode analisa data
Triwulan Semester Lainnya :bulanan
|
ANALISA
Dari data pelaksanaan site marking di Instalasi Bedah RS Airlangga pada bulan Agustus 100% terlaksana. Terjadi penurunan angka dibulan September 75% kemudian meningkat pada bulan berikutnya 100%. Hal ini menunjukkan belum konsisten dalam melakukan site marking.
Faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan pelaksanaan sitemarking disebabkan beberapa hal, yaitu:
- Pengetahuan dan pengertian dokter DPJP belum baik dan seragam dalam pelaksanaan site marking.
- Kurangnya komunikasi antar tim serta kurangnya supervisi, monitoring dan evaluasi secara rutin.
Tindakan yang perlu dilakukan adalah :
- Penyediaan fasilitas spidol secara rutin
- Mengingatkan secara terus menerus untuk melakukan site marking
- Meningkatkan komunikasi diantara perawat dan dokter sebagai suatu kesatuan tim bedah kamar operasi RS Airlangga.